(1992-1997), Perancis, FW, 185, 82
Dialah
sang raja. Eric 'The King' Cantona mengawali karirnya di Manchester
United pada pertandingan persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk
memperingati ulang tahun ke 50 pemain legendaris Portugal, Eusbio.
Pertandingan ofisial pertamanya adalah ketika Cantona masuk menjadi
pemain pengganti pada saat derby dengan Manchester City di Old Trafford
pada tanggal 12 Desember 1992.
Sebelum mendapatkan Cantona, MU mengalami musim yang menyesakkan, musim
sebelumnya mereka hanya bisa menahan nafas melihat Leeds United meraih
gelar dengan Cantona sebagai aktor utama Leeds. Musim ini mereka berada
di belakang Aston Villa dan Blackburn Rovers yang saling berkejaran
untuk meraih gelar liga, begitu juga tantangan maut dari kuda hitam
Norwich City dan QPR. Masalah utamanya? Setan Merah tidak mampu mencetak
gol. Brian McClair dan Mark Hughes kehilangan sentuhan, Dion Dublin
cedera panjang dan Alex Ferguson pusing tujuh keliling.
Masuklah Cantona.
Dia mencetak gol, mengirim assist dan memberikan nuansa juara bagi Man
Utd. Tepat seminggu setelah debut melawan The Citizens, Cantona mencetak
gol pertama pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 saat berhadapan
dengan Chelsea, tepat seminggu kemudian pada Boxing Day, Cantona
membantu MU bangkit dari kekalahan 3-0 di babak pertama untuk memaksa
imbang Sheffield Wednesday 3-3 dan mencetak gol keduanya. Namun justru
dua minggu kemudian, 9 Januari 1993 saat berhadapan dengan Tottenham
Hotspurs-lah Cantona menunjukkan kelasnya dengan mencetak satu gol dan
membantu terciptanya 3 gol lain untuk hasil akhir 4-1 bagi MU. Musim itu
berakhir dengan gelar juara Premier League dengan jarak 10 point dari
peringkat kedua, gelar ini adalah gelar juara liga pertama bagi MU di
ranah Inggris sejak tahun 1967.
Cantona menjadi pemain pertama dan sampai saat ini satu-satunya pemain
yang pernah bermain untuk dua klub berbeda yang memenangkan Premier
League dua tahun berturut-turut. Musim berikutnya, setelah berhasil
mempertahankan gelar juara liga, Cantona mencetak dua gol penalti untuk
memenangkan Piala FA dengan total angka 4-0 atas Chelsea. Cantona
terpilih sebagai PFA Player of the Year musim itu.
Di musim ketiga, Cantona dan Man Utd sepertinya masih melanjutkan
tradisi juara dengan permainan yang konsisten dan hasil yang bagus.
Sayang semuanya berakhir berantakan dan MU harus menyerahkan tahta ke
Blackburn Rovers. Semuanya bermula pada kejadian yang berlangsung pada
tanggal 25 January 1995, Cantona yang sedang melangkah ke kamar ganti
terprovokasi oleh Matthew Simmons, seorang hooligans Crystal Palace.
Cantona yang tidak terima dengan ejekan Simmons melakukan tendangan
kungfu diikuti oleh pukulan beruntun. Kasus yang menjadi berita utama di
media Inggris dan dunia ini membuat Cantona menerima denda dan hukuman
tidak boleh bermain selama setahun dalam pertandingan bola manapun di
tanah Inggris dan Wales. Dalam sebuah konferensi pers dan di tengah
serangan pertanyaan wartawan, Cantona mengeluarkan pernyataannya yang
paling terkenal dengan tenang, "Ketika camar mengikuti kapal pukat, itu
karena mereka pikir sarden akan dilemparkan ke dalam laut. Terima kasih
banyak." Usai pernyataan itu, Cantona bangkit dari kursi dan melenggang
pergi dengan santai dari hadapan pers.
Cantona yang meledak-ledak sering mengundang kontroversi, pada musim
pertamanya dengan MU, Cantona memukul seorang fan Leeds yang meledeknya
dan harus membayar denda. Di musim kedua, usai diusir keluar lapangan
pada Piala Champions saat berhadapan dengan Galatasaray, Cantona beradu
mulut dengan seorang wasit dan harus absen dalam lima pertandingan
karena mendapat kartu merah pada dua pertandingan berturut-turut.
Setelah masa hukumannya selesai, Cantona tampil impresif pada debut
melawan Liverpool. Ia mengirim assist untuk Nicky Butt dan mencetak satu
gol penalti. Medio Januari, gol Cantona ke gawang West Ham United
mengawali 10 kemenangan beruntun di liga untuk mengejar defisit 10 poin
dari Newcastle United. Gol tunggal Cantona kembali terjadi pada beberapa
pertandingan berikutnya, sekaligus ketika Cantona menciptakan gol untuk
menyamakan kedudukan dengan QPR pada tanggal 9 Maret yang pada akhirnya
membawa Man Utd merebut tahta dari Newcastle United. Mereka tidak
tergoyahkan hingga akhir musim dan memenangkan gelar ketiga liga dalam
empat musim terakhir. Tidak cukup itu saja, Cantona mencetak
satu-satunya gol yang memberikan gelar Piala FA bagi MU saat berhadapan
dengan Liverpool dengan sebuah gol indah yang mungkin gol terbaik
Cantona sepanjang masa. Cantona kembali dari masa-masa gelap dalam
hidupnya untuk membawa Man Utd menjadi tim pertama yang dua kali
memenangkan gelar ganda.
Kepergian Steve Bruce di musim berikutnya menahbiskan Cantona sebagai
kapten United, sekaligus sang raja di Old Trafford. Dengan barisan
pemain muda seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt
dan Gary Neville dalam bimbingannya, Man Utd mempertahankan gelar di
musim berikutnya. Sayangnya, secara mengagetkan Cantona memutuskan bahwa
ini adalah musim terakhirnya bermain sepakbola profesional dan ia
menggantungkan sepatu di usia 30 tahun.
Eric Cantona bersumpah kalau ada satu-satunya alasan dia kembali ke
dunia sepakbola Inggris, itu hanyalah untuk dan hanya untuk menjadi
orang nomor satu di Manchester United.
Spoiler for DAVID BECKHAM:
(1992-2003), Inggris, RM, 294, 85
Di masa
surutnya 'pemerintahan' King Eric, karir seorang pemain muda berbakat
justru dimulai. Namanya Beckham, David Beckham, mungkin selebritis bola
terbesar sepanjang jaman. Dibesarkan sebagai bagian dari Fergie's
Fledgling seperti halnya Ryan Giggs, duo Gary dan Phil Neville, Nicky
Butt dan Paul Scholes serta pemain baru lain seperti Solksjaer dan Roy
Keane, Beckham hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum ia masuk ke tim
utama. Di awal debutnya di Setan Merah, Beckham justru mengenakan nomor
punggung keramat dunia sepakbola, nomer 10 yang ditinggalkan oleh Mark
Hughes. Pada pertandingan perdana melawan Galatasaray pada tahun 1994,
Beckham mencetak gol untuk membantu MU memenangkan pertandingan 4-0.
Musim berikutnya Becks panggilan Beckham, dipinjamkan ke Preston North
End untuk mencari pengalaman di luar Man Utd. Hal yang paling
mengesankan? Becks mampu mencetak gol langsung dari sebuah tendangan
penjuru. Musim berikutnya Becks kembali ke squad Setan Merah.
Nama pemuda tampan kelahiran 2 Mei 1975 di Leytonstone, London ini
menjadi buah bibir ketika di tahun 1996, ia mencetak gol ajaib saat Man
Utd berhadapan dengan Wimbledon. Kenapa gol itu begitu spesial? Karena
Becks mencetak gol dari tengah lapangan, kemampuannya jelas bukan
main-main. Pada saat itulah mata publik mulai memperhatikan pemuda yang
sensasional ini. Pada musim itu, Becks dianugerahi PFA Young Player of
the Year.
Begitu hebatnya kemampuan pemuda Beckham di mata Alex Ferguson, tahun
berikutnya, Becks mendapatkan nomer punggung 'kehormatan' yaitu nomer 7
ketika pos itu ditinggalkan Eric Cantona. Sayang kepergian sang raja
membuat United seperti anak ayam kehilangan induk dan Arsenal
memanfaatkan kesempatan untuk meraih gelar juara.
Masa keemasan Becks datang di tahun 1999 ketika ia menjadi bagian dari
sejarah dengan membawa Man Utd memenangkan tiga gelar juara, Piala FA,
juara Liga Inggris dan juara Piala Champions. Ketiga gelar ini diraih
dengan kemenangan fantastis yang harus direbut dengan perjuangan
sepanjang musim. Musim berikutnya, Becks berhasil menjadi runner up
European Footballer of the Year dan FIFA World Player of the Year di
belakang Rivaldo. Hasil ini juga membantunya menjadi kapten tim nasional
Inggris mulai dari tahun 2000 hingga 2006 sebelum ia mundur dari
jabatan tersebut.
Hubungan renggang dengan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson usai
pernikahannya dengan Victoria Adams anggota Spice Girls membuat Becks
angkat kaki dari Old Trafford dan memilih Santiago Bernabeu sebagai
tujuan berikutnya. "Tidak pernah terjadi masalah sampai ia menikah. Dia
biasa berlatih di akademi pada malam hari dengan tekun, dia anak muda
yang fantastis. Memasuki pernikahan dengan sorotan dunia entertainment
bukanlah hal yang mudah sejak saat itu, hidupnya tidak pernah sama lagi.
Begitu besarnya dia sebagai selebritis, sepakbola hanya menjadi bagian
kecil kehidupannya." ungkap Sir Alex Ferguson ketika menyoroti
pernikahan Beckham.
Pada kali lain, Sir Alex juga menyatakan kekagumannya, "Beckham berlatih
dengan kedisplinan untuk mendapatkan akurasi yang tidak dipedulikan
pemain lain."
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar